NAMA:
GUNAWAN WIBISONO
NPM:
33412206
KELAS:
1ID01
Prasejarah atau nirleka (nir:
tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk kepada masa di mana catatansejarah yang tertulis belum tersedia.
Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk
mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi dimana
manusia mulai hidup.
Batas
antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya
tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman
sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya
tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk
setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut.
Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun
4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa
Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan
berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5;
dibuktikan dengan adanya prasasti yang
berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era
sejarah.
Karena
tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan
mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti
pra-sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang di daerah
penggalian situs sejarah.
Periodisasi
Arkeologi
Untuk
detail lebih lanjut tentang topik ini, lihat Arkeologi.
Arkeologi
adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak.
Dari hasil penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat
prasejarah Indonesia dapat diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka
prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman yaitu, zaman batu dan zaman logam.
Zaman Batu
Zaman Batu terjadi
sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di
samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman,
antara lain:
Zaman Batu Tua
Zaman
batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan
manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila
dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food
gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara
nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.
Terdapat dua
kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:
1.
Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
2.
Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo
Wajakinensis dan Homo Soloensis)
Alat-alat yang
dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong),
Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon
(untuk mengupas makanan)
Zaman Batu Tengah
1.
Ciri zaman Mesolithikum:
a. Nomaden dan
masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
b. Alat-alat
yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan
alat-alat batu kasar.
c. Ditemukannya
bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah
dapur)
c. Alat-alat
zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache
Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang
dibelah.
d. Alat-alat
diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
e. Alat-alat
kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang
disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah,
pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.
2.
Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
a.
Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)
b. Bone-Culture
(alat kebudayaan dari Tulang)
c. Flakes
Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)
3. Manusia
pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua-- Melanosoid
Zaman Batu Muda
Ciri utama pada
zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah
atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:
1.
Kapak persegi, misalnya beliung,
pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
2.
Kapak batu (kapak persegi berleher)
dari Minahasa,
3.
Perhiasan (gelang dan kalung dari
batu indah) ditemukan di Jawa,
4.
Pakaian dari kulit kayu
5.
Tembikar (periuk belaga) ditemukan
di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)
Manusia
pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia
(Khamer-Indocina)
Zaman Batu Besar
Zaman ini
disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara
lain: 1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah
nenek moyang. 2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara
pemujaan roh nenek moyang 3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk
lesung bertutup) 4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat 5. Kubur batu:
peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup 6. Arca/patung
batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka
Zaman Logam
Pada zaman
Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di
samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal
teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik
pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan
dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a
cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam
masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.
Zaman logam ini dibagi atas:
Zaman Perunggu
Pada zaman
perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat
kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan
perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat
perunggu pada zaman ini antara lain :
a. Kapak Corong
(Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera
Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
b. Nekara
Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di
Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
c. Benjana
Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
d. Arca
Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa
Barat)
Zaman Besi
Pada zaman ini
orang sudah dapat melebur besi dari bijinya
untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih
sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi
membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi
yang dihasilkan antara lain:
a. Mata Kapak
bertungkai kayu
b. Mata Pisau
c. Mata Sabit
d. Mata Pedang
e. Cangkul
Alat-alat
tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan
Punung (Jawa Timur)
Zaman logam di
Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga
disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam
jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan
alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.
Antara zaman
neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu
kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan
puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.
MANUSIA PURBA DI INDONESIA PADA MASA BERCOCOK
TANAM
Masa bercocok tanam seolah-olah
merupakan suatu revolusi pada masa prasejarah. Pada masa ini kehidupan manusia
mengalami perubahan yang besar. Mereka telah mengenal cara hidup seperti
berikut ini:
a. Cara hidup dari meramu dan berburu berubah menjadi bercocok tanam di ladang ataupun di sawah.
b. Cara bertempat tinggal yang berpindah-pindah berubah menjadi menetap.
c. Bahan pembuat peralatan hidup dari batu kasar berubah menjadi batu halus.
d. Sistem kepercayaan mulai berkembang.
Pada saat manusia mulai hidup menetap adalah dengan memilih gua sebagai tempat tinggalnya. Biasanya gua yang dipilih adalah gua yang letaknya cukup tinggi, yaitu di lereng bukit dan dekat dengan mata air. Gejala-gejala mulai hidup menetap dengan cara bercocok tanam dan beternak diperkirakan mulai pada tahun 6000 SM. Melalui hidup menetap, manusia mulai mengembangkan kemampuannya atau kebudayaannya. Mereka mulai mengenal seni memperindah gua tempat tinggalnya dengan melukis atau membuat gambar hiasan di dinding gua. Lukisan atau gambar di gua itu, misalnya berbentuk gambar tangan, binatang atau lambang-lambang.
Jadi, jelaslah bahwa pada masa ini cara hidup manusia mulai berubah. Mereka mulai menetap di tempat tertentu dan bercocok tanam. Selanjutnya mereka mulai mendirikan rumah. Biasanya mereka tinggal bersama dalam satu rumah besar yang disangga oleh tiang-tiang tinggi. Tingkat peralatan hidup mereka juga semakin maju. Mereka tidak hanya membuat benda-benda dari batu dan tanah liat, tetapi juga dari logam. Peralatan ini tidak hanya sekedar untuk mencari makanan, tetapi juga dipergunakan untuk upacara-upacara keagamaan.
a. Cara hidup dari meramu dan berburu berubah menjadi bercocok tanam di ladang ataupun di sawah.
b. Cara bertempat tinggal yang berpindah-pindah berubah menjadi menetap.
c. Bahan pembuat peralatan hidup dari batu kasar berubah menjadi batu halus.
d. Sistem kepercayaan mulai berkembang.
Pada saat manusia mulai hidup menetap adalah dengan memilih gua sebagai tempat tinggalnya. Biasanya gua yang dipilih adalah gua yang letaknya cukup tinggi, yaitu di lereng bukit dan dekat dengan mata air. Gejala-gejala mulai hidup menetap dengan cara bercocok tanam dan beternak diperkirakan mulai pada tahun 6000 SM. Melalui hidup menetap, manusia mulai mengembangkan kemampuannya atau kebudayaannya. Mereka mulai mengenal seni memperindah gua tempat tinggalnya dengan melukis atau membuat gambar hiasan di dinding gua. Lukisan atau gambar di gua itu, misalnya berbentuk gambar tangan, binatang atau lambang-lambang.
Jadi, jelaslah bahwa pada masa ini cara hidup manusia mulai berubah. Mereka mulai menetap di tempat tertentu dan bercocok tanam. Selanjutnya mereka mulai mendirikan rumah. Biasanya mereka tinggal bersama dalam satu rumah besar yang disangga oleh tiang-tiang tinggi. Tingkat peralatan hidup mereka juga semakin maju. Mereka tidak hanya membuat benda-benda dari batu dan tanah liat, tetapi juga dari logam. Peralatan ini tidak hanya sekedar untuk mencari makanan, tetapi juga dipergunakan untuk upacara-upacara keagamaan.
Mereka mulai hidup berkelompok. Kemudian berkembang menjadi kampung atau desa. Selanjutnya hidup berkembang dimulai dengan mengembangkan ekonomi produksi dengan bercocok tanam. Kehidupan mulai menetap dalam kelompok-kelompok perkampungan. Dalam kehidupan perkampungan seperti ini, mulailah terasa adanya kekurangan peralatan dan perlengkapan hidup. Lalu lahirlah kelompok undagi. Undagi adalah sekelompok orang yang memiliki keahlian menciptakan suatu barang. Mereka menguasai beberapa teknik pembuatan barang. Barang-barang yang dihasilkan adalah barang-barang cetakan dari logam seperti perunggu, besi, dan tembaga.
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/2199531-kebudayaan-manusia-purba-di-indonesia/#ixzz2Dxz86cZA
1.Munculnya Manusia
Menurut geologi,yaitu
ilmu yang mempelajari kulit bumi,ruang lingkup waktu(scope) sejak terjadinya
dunia sampai kini dibagi menjadi jaman-jaman sebagai berikut:
a. Azoikum (a=tidak,zoon=hidup),adalah zaman ketika belum ada kehidupan di bumi , berlangsung sekitar 2.500 juta hingga 1.200 juta tahun.Zaman ini dibagi menjadi dua yaitu archaikum dan pracambrium.
b. Palaeozoikum (paleos=purba atau tua),adalah zaman ketika di bumi terdapat kehidupan makhluk yang pertama atau tertua,berlangsung sekitar 540 juta hingga 360 juta tahun.Dibagi menjadi lima:
a. Azoikum (a=tidak,zoon=hidup),adalah zaman ketika belum ada kehidupan di bumi , berlangsung sekitar 2.500 juta hingga 1.200 juta tahun.Zaman ini dibagi menjadi dua yaitu archaikum dan pracambrium.
b. Palaeozoikum (paleos=purba atau tua),adalah zaman ketika di bumi terdapat kehidupan makhluk yang pertama atau tertua,berlangsung sekitar 540 juta hingga 360 juta tahun.Dibagi menjadi lima:
·
Cambrium,mulai ada
kehidupan primitif
·
Silur,mulai ada
kehidupan hewan bertulang belakang tua
·
Devon,mulai ada
kehidupan binatang jenis amfibi tertua
·
Carbon,mulai ada
binatang merayap
·
Perm,mulai ada hewan
darat
c.Mesozoikum
(meso=tengah),berlangsung sekitar 180 juta hingga 135 juta tahun.Dibagi menjadi
tiga:
·
Trias,masa ini
terdapat kehidupan ikan,amfibi,dan reptil.
·
Jura,terdapat reptil
dan sebangsa katak
·
Calcium,terdapat
burung-burung pertama dan tumbuhan berbunga.
d.Neozoikum (neo=baru),berlangsung sekitar 65
juta hingga 55 juta tahun,dibagi menjadi zaman tertier dan zaman kwarter.
Zaman tertier dibagi menjadi empat:
Zaman tertier dibagi menjadi empat:
*Oligosen
*Miosen
*Pliosen
Zaman kwarter dibagi menjadi:
· Pleistosen atau zaman diluvium
· Holosen atau zaman aluvium
2.Teori tentang Proses Perkembangan Manusia
Sistem yang dianut dalam penggolongan makhluk hidup adalah sistem berdasarkan evolusi.Bukti-bukti evolusi yang ditinggalkan tidak semuanya akan tersingkap,dan yang telah tersingkap umumnya tidak lengkap dan bersifat fragmentaris.Banyak masalah yang belum dapat dipecahkan dengan memuaskan.Karena itu tak ada satu teori yang seluruhnya benar dan satu klasifikasi yang tak dapat dibantah.Sementara itu ilmu pengetahuan terus berkembang,temuan-temuan baru diperoleh,teori-teori lama ada yang gugur.Dengan ini apa yang dikemukakan para ahli adalah hal-hal yang tidak boleh dianggap kebenaran mutlak,termasuk hal-hal yang belum mantap diterima tetapi lebih meyakinkan daripada teori lama.Evolusi manusia tidak berarti manusia berasal dari monyet.Pada abad ke-19 Darwin-Wallace mencetuskan pola pikir bahwa suatu takson tidak statis tetapi dinamis melalui masa yang panjang dan bahwa semua makhluk hidup berkerabat.Dalam bukunya The Origin of Species Darwin mengemukakan bahwa spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa silam,dan evolusi terjadi karena seleksi alam.
3.Evolusi Manusia
Dalam proses berkembang biak,gen dari kedua orang tua menurun kepada anaknya,sehingga terjadi kombinasi gen baru.Dalam satu populasi,gen dan frekuensinya tidak berubah,kecuali ada faktor evolusi.Faktor tersebut yaitu mutasi,seleksi alam,arus gen,dan perubahan frekuensi gen.
Mutasi adalah perubahan gen atau kromosom.Seleksi alam adalah pengaruh perubahan alam terhadap gen-gen.Arus gen adalah mengalirnya gen ke ke dalam atau keluar suatu populasi.Perubahan frekuensi gen adalah perubahan gen secara rambang dalam populasi kecil.Proses evolusi yang banyak terjadi adalah mikroevolusi,yaitu perubahan frekuensi gen dalam ukuran kecil di bawah tingkat spesies.
4.Beberapa Proses Penting dalam Evolusi Manusia
Evolusi manusia menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan penting.Perubahan-perubahan tersebut yaitu:
a.Sikap tubuh dan cara bergerak secara tegak.Sikap tegak menimbulkan akibat lebih lanjut,seperti terbebasnya anggota tubuh bagian atas dari tugas menanggung beban berat badan dan bergerak.
b.Evolusi kepala,berkaitan dengan evolusi muka dan terutama evolusi otak.
c.Perkembangan biososial,meliputi tiga hal penting,yaitu pembuatan alat,organisasi sosial,dan komunikasi dengan bahasa.
5.Proses Terbentuknya Masyarakat
J.Lubbock, J.J.Bachofen,J.F.McLennan, dan G.A.Wilken,berpendapat bahwa terbentuknya masyarakat manusia melalui beberapa fase perkembangan.
1. Pada fase pertama,manusia hidup sebagai kawanan berkelompok,laki-laki dan perempuan saling kawin dan menghasilkan keturunan tanpa ikatan.;Keluarga inti (nuclear family)sebagai inti masyarakat belum ada.Kondisi ini dinamakan promiskuitas.
2. Fase kedua mulai timbul kesadaran di kalangan manusia akan adanya hubungan antara si ibu dengan anak-anaknya.Ibu berperan sebagai kepala keluarga,sehingga timbul kekeluargaan matrilineal.
3. Fase ketiga laki-laki tidak puas dengan keadaan ini,kemudian mengambil calon isteri dari kelompok lain dan membawa ke kelompoknya sendiri.Keturunan yang dilahirkan tetap berada di kelompok laki-laki.Timbullah suatu keluarga dengan ayah sebagai kepala keluarga.Fase terakhir terjadi karena ketika perkawinan di luar kelompok berubah menjadi endogami karena berbagai sebab.Mengakibatkan anak-anak dari perkawinan tersebut menjadi berhubungan langsung dengan ayah maupun ibunya.Timbulah keluarga parental.
B.Periodisasi Perkembangan Biologis dan Budaya Manusia serta Masyarakat Purba di Indonesia
1.Periodisasi Zaman Nirkela Indonesia
Pembagian nirleka mulanya diajukan oleh seorang Denmark bernama C.J.Thomsen,sekitar tahun 1836.Gagasan itu dijadikan konsep yang dikenal sebagai Three Age System atau sistem tiga zaman,yang diterapkan untuk zaman nirleka Eropa.Zaman nirleka dibagi menjadi:zaman batu,zaman perunggu,dan zaman besi.Kemudian dikembangkan lagi oleh J.A.Brown pada tahun 1892 dengan membagi zaman nirleka menjadi lima bagian yaitu:zaman palaeolitik,zaman neolitik,zaman perunggu,zaman besi.
Konse3p periodisasi juga diterapkan untuk zaman nirleka Indonesia yang mula-mula di pelopori oleh P.V.Van Stein Callenfes(Ia dijuluki sebagai bapak Prasejarah Indonesia),dilanjutkan oleh VonHeine Geldern,Van der hoop,serta van Heekeren.Pakar arkeologi Indonesia,Dr.R.Soekmono membuat periodisasi zaman nirleka Indonesia,ia membagi nirleka Indonesia menjadi zaman batu dan zaman logam.
BAB 7 REKONSTUKSI DAN PETA PROSES PERKEMBANGAN BIOLOGIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA
A.Jenis Manusia Purba di Indonesia
Menurut Prof.Dr.T.Jacob,yang dimaksud manusia purba dalah manusia yang telah memfosil/punah.Ciri-ciri biologis manusia yang pokok adalah berdiri tegak dan otak yang besar.Penelitian tentang manusia purba dibagi menjadi 3 tahap.
*Miosen
*Pliosen
Zaman kwarter dibagi menjadi:
· Pleistosen atau zaman diluvium
· Holosen atau zaman aluvium
2.Teori tentang Proses Perkembangan Manusia
Sistem yang dianut dalam penggolongan makhluk hidup adalah sistem berdasarkan evolusi.Bukti-bukti evolusi yang ditinggalkan tidak semuanya akan tersingkap,dan yang telah tersingkap umumnya tidak lengkap dan bersifat fragmentaris.Banyak masalah yang belum dapat dipecahkan dengan memuaskan.Karena itu tak ada satu teori yang seluruhnya benar dan satu klasifikasi yang tak dapat dibantah.Sementara itu ilmu pengetahuan terus berkembang,temuan-temuan baru diperoleh,teori-teori lama ada yang gugur.Dengan ini apa yang dikemukakan para ahli adalah hal-hal yang tidak boleh dianggap kebenaran mutlak,termasuk hal-hal yang belum mantap diterima tetapi lebih meyakinkan daripada teori lama.Evolusi manusia tidak berarti manusia berasal dari monyet.Pada abad ke-19 Darwin-Wallace mencetuskan pola pikir bahwa suatu takson tidak statis tetapi dinamis melalui masa yang panjang dan bahwa semua makhluk hidup berkerabat.Dalam bukunya The Origin of Species Darwin mengemukakan bahwa spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa silam,dan evolusi terjadi karena seleksi alam.
3.Evolusi Manusia
Dalam proses berkembang biak,gen dari kedua orang tua menurun kepada anaknya,sehingga terjadi kombinasi gen baru.Dalam satu populasi,gen dan frekuensinya tidak berubah,kecuali ada faktor evolusi.Faktor tersebut yaitu mutasi,seleksi alam,arus gen,dan perubahan frekuensi gen.
Mutasi adalah perubahan gen atau kromosom.Seleksi alam adalah pengaruh perubahan alam terhadap gen-gen.Arus gen adalah mengalirnya gen ke ke dalam atau keluar suatu populasi.Perubahan frekuensi gen adalah perubahan gen secara rambang dalam populasi kecil.Proses evolusi yang banyak terjadi adalah mikroevolusi,yaitu perubahan frekuensi gen dalam ukuran kecil di bawah tingkat spesies.
4.Beberapa Proses Penting dalam Evolusi Manusia
Evolusi manusia menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan penting.Perubahan-perubahan tersebut yaitu:
a.Sikap tubuh dan cara bergerak secara tegak.Sikap tegak menimbulkan akibat lebih lanjut,seperti terbebasnya anggota tubuh bagian atas dari tugas menanggung beban berat badan dan bergerak.
b.Evolusi kepala,berkaitan dengan evolusi muka dan terutama evolusi otak.
c.Perkembangan biososial,meliputi tiga hal penting,yaitu pembuatan alat,organisasi sosial,dan komunikasi dengan bahasa.
5.Proses Terbentuknya Masyarakat
J.Lubbock, J.J.Bachofen,J.F.McLennan, dan G.A.Wilken,berpendapat bahwa terbentuknya masyarakat manusia melalui beberapa fase perkembangan.
1. Pada fase pertama,manusia hidup sebagai kawanan berkelompok,laki-laki dan perempuan saling kawin dan menghasilkan keturunan tanpa ikatan.;Keluarga inti (nuclear family)sebagai inti masyarakat belum ada.Kondisi ini dinamakan promiskuitas.
2. Fase kedua mulai timbul kesadaran di kalangan manusia akan adanya hubungan antara si ibu dengan anak-anaknya.Ibu berperan sebagai kepala keluarga,sehingga timbul kekeluargaan matrilineal.
3. Fase ketiga laki-laki tidak puas dengan keadaan ini,kemudian mengambil calon isteri dari kelompok lain dan membawa ke kelompoknya sendiri.Keturunan yang dilahirkan tetap berada di kelompok laki-laki.Timbullah suatu keluarga dengan ayah sebagai kepala keluarga.Fase terakhir terjadi karena ketika perkawinan di luar kelompok berubah menjadi endogami karena berbagai sebab.Mengakibatkan anak-anak dari perkawinan tersebut menjadi berhubungan langsung dengan ayah maupun ibunya.Timbulah keluarga parental.
B.Periodisasi Perkembangan Biologis dan Budaya Manusia serta Masyarakat Purba di Indonesia
1.Periodisasi Zaman Nirkela Indonesia
Pembagian nirleka mulanya diajukan oleh seorang Denmark bernama C.J.Thomsen,sekitar tahun 1836.Gagasan itu dijadikan konsep yang dikenal sebagai Three Age System atau sistem tiga zaman,yang diterapkan untuk zaman nirleka Eropa.Zaman nirleka dibagi menjadi:zaman batu,zaman perunggu,dan zaman besi.Kemudian dikembangkan lagi oleh J.A.Brown pada tahun 1892 dengan membagi zaman nirleka menjadi lima bagian yaitu:zaman palaeolitik,zaman neolitik,zaman perunggu,zaman besi.
Konse3p periodisasi juga diterapkan untuk zaman nirleka Indonesia yang mula-mula di pelopori oleh P.V.Van Stein Callenfes(Ia dijuluki sebagai bapak Prasejarah Indonesia),dilanjutkan oleh VonHeine Geldern,Van der hoop,serta van Heekeren.Pakar arkeologi Indonesia,Dr.R.Soekmono membuat periodisasi zaman nirleka Indonesia,ia membagi nirleka Indonesia menjadi zaman batu dan zaman logam.
BAB 7 REKONSTUKSI DAN PETA PROSES PERKEMBANGAN BIOLOGIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA
A.Jenis Manusia Purba di Indonesia
Menurut Prof.Dr.T.Jacob,yang dimaksud manusia purba dalah manusia yang telah memfosil/punah.Ciri-ciri biologis manusia yang pokok adalah berdiri tegak dan otak yang besar.Penelitian tentang manusia purba dibagi menjadi 3 tahap.
1.
Tahap I antara
1889-1909,oleh Eugene Dubois dan Ny.Selenka di Trinil.
2.
Tahap II antara
1931-1941.oleh C.Ter Haar,Opernoorth, dan Von Koenigswald di Ngandong (Blora) ,
Mojokerto,dan Sangiran.
3.
Tahap III dimulai
sejak 1952 sampai sekarang,yang sebagian besar dilakukan di daerah Sangiran.
http://ibrahim-wahyus.blogspot.com
·
Kebudayaan merupakan
hasil ciptaan manusia dan hanya dimiliki oleh manusia.Karena itu penyebaran
manusia selalu disertai penyebaran kebudayaanya.Dengan kata lain,jalur
penyebaran budaya mengikuti jalur penyebaran manusianya.
·
Perkakas yang
digunakan manusia mencerminkan pola kehidupannya.Dengan alat-alat terbuat dari
batu tanpa proses pembuatan yang berarti,manusia purba hidup dengan cara
berburu dan meramu dan tidak mungkin melakukan kegiatan bercocok
tanam.Ketergantungan kepada alam masih sangat besar.
·
Manusia purba paling
primitif yang fosilnya pernah di temukan di Indonesia adalah Megantropus palaeojavanicus
·
Manusia purba senang
tinggal di daerah dekat dengan smber air karena daerah seperti itu banyak
tersedia bahan makanan
·
Pendukung kebudayaan
pacitan adalah Pithecantropus erectus
·
Yang termaksud
kebudayaan palaeolitikum adalah kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong
·
Alat-alat kebudayaan
yang terbuat dari tulang dan tanduk merupakan ciri khas kebudayaan Ngandong
·
Arti penting temuan
fosil manusia purba di Jawa adalah berasal dari segala zaman pleistosen
·
Persebaran manusia
purba dari Daratan Asia ke Indonesia terjadi ketika berlangsung zaman glasial
·
Di Malaysia dan Burma
ditemukan alat kebudayaan seperti yang di temukan di Pacitan.Hal ini menunjukan
bahwa terdapat kontak budaya antara Dataran Asia dengan Indonesia.
BAB 8 PERKEMBANGAN SOSIAL,EKONOMI,DAN BUDAYA MANUSIA PURBA
A.Beda Ciri-Ciri Masyarakat Berburu dan Masyarakat Menetap
1.Masyarakat Berburu dan Mengumpulkan Makanan
a.Ciri-ciri sosial
1.Tahun 1953 Von Koenigswald menemukan kapak perimbas atau kapak genggam,di daerah Pacitan,Sukabumi,Ciamis,Gombong,Bengkulu,Lahat(Sumatra Selatan).Karena penelitian tersebut mula-mula di daerah Pacitan maka di namakan kebudayaan Pacitan.
2.Alat serpih
Berbentuk sederhana,kecil.Alat ini juga ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1934 di daerah Sangiran.
3.Alat-alat tulang
Tulang dipilih yang kuat.Alat-alat semacam ini di namakan kebudayaan Ngandong.
4.Kyokkenmoddinger
Yaitu peninggalan di daerah Sumatra Timur Laut, antara Lansa di Aceh dan Medan. Kyokken artinya dapur, modding artinya sampah. Penelitian dilakukan oleh Dn. P. V. Van Stein Callenvens pada tahun 1925.
5.Abis saus roche
Penelitian dilakukan oleh Van Stein Callenvens di gua Lawa dekat Sampung antara tahun 1928-1931.
Ciri-ciri sosial masyarakatnya:
1. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil
2. Hidup mengembara
3. Mencari makanan berupa binatang buruan dan tumbuh-tumbuhan liar di tepi sungai atau danau.
4. Kelompok-kelompok lainnya yang tiggal di daerah pantai. Mereka mencari binatang kerang sebagai makanannya. Kulit-kulit kerang menjadi menumpuk seperti bukit yang keras.
5. Kemungkinan kematian karena kecelakaan atau karena diterkam binatang buas sangat besar, sehingga pertumbuhan penduduk sangat kecil.
b. Ciri-ciri Budaya
1. Hidup dalam kelompok kecil. Sudah mempunyai cara pembagian kerja.
2. Ruang gerak dibatasi oleh sungai-sungai besar, danau-danau, serta hutan-hutan lebat dengan binatang buas berkeliaran.
3. Mula-mula bisa membuat rakit. Lama-kelamaan mereka bisa membuat perahu.
4. belum mengenal cara memasak makanan, satu-satunya cara hanya dengan membakar.
5. sudah mengenal perhiasan yang sangat primitif yaitu dengan cara merangkai kulit-kulit kerang sebagai kalung.
·
Tidak hanya alat-alat
pendukung kehidupan sehari-hari yang ditemukan dari masyarakat prasejarah
Indonesia. Alat-alat kepercayaan juga ternyata sudah dikenal.
·
Temuan-temuan itu
menunjukkan sudah adnya kesadaran akan adnya sesuatu diluar perhitungan
manusia. Kesadaran akan adanya kekuatan gaib yang menjadi dasar-dasar
kepercayaan. Salah satu wujudnya adalah bentuk-bentuk penguburan orang yang
sudah meninggal, serta barang-barang apa saja yang dijadikan bekal bagi yang
meninggal.
·
Perkembangan taraf
kehidupan manusia purba pada awalnya masih dalam taraf food gathering, sebab
pola pikirnya masih sederhana.
·
Kebudayaan Pacitan
yang menjadi milik manusia purba berupa kapak perimbas.
·
Di daerah Ngandong
ditemukan alat-alat yang terbuat dari tulang atau tanduk rusa yang dipergunakan
untuk pemotong daging hasil buruan
·
Zaman logam di
Indonesia memberi indikasi bahwa telah mengenal teknologi baru,yaitu teknik
melebur biji logam
·
Tugu batu yang
didirikan sebagai tanda peringatan dan menjadi lambang arwah nenek moyang
disebut menhir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar