NAMA: GUNAWAN WIBISONO
NPM: 33412206
KELAS: 1ID01
Kajian Kebudayaan Manusia Abad Pertengahan
Kajian Kebudayaan Manusia Abad Pertengahan
Altar dari zaman pertengahan
Abad Pertengahan adalah periode sejarah
di Eropa sejak bersatunya kembali daerah
bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada abad 5 hingga
munculnya monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, sertaReformasi Protestan dengan
dimulainya renaisans pada
tahun 1517.
Pengaruh agama
Abad Pertengahan merupakan abad kebangkitan
religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan memengaruhi hampir seluruh
kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang
telah berkembang di masa zaman klasik dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai
ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari ketuhanan (hal ini hanya terjadi di Eropa).
Sedang di Asia terjadi pertumbuhan besar terhadap Ilmu Pengetahuan di Timur Tengah maupun Timur Jauh.
Notre-dame de paris, contoh arsitektur dari
zaman pertengahan.
Pada masa ini ilmu pengetahuan dan kesenian
dimanfaatkan untuk kepentingan religi. Adanya larangan pengeksposan tubuh
manusia dan hewan membuat kesenian menemukan teknik abstraksi yang memungkinkan
sensasi tercipta tanpa adanya kehadiran bentuk realis.
Pada masa ini pula dibangun sistem Perang Salib untuk mempertahankan
pemerintahan Eropa dari desakan pengaruh pemerintahan Islam dari timur tengah.
Seorang ksatria (crusade) harus selalu bersedia membela keyakinannya setiap
kali terjadi pertempuran dalam perang suci. Karena itulah pemerintahan kemudian
menjadi di bawah pengaruh keagamaan.
Seni rupa
Seni rupa, terutama arsitektur, yang menjadi
puncak era ini adalah aliran Gothic. Sementara pada
awalnya, gaya romanesque banyak
memberi pengaruh.
Seni rupa Abad Pertengahan adalah
kumpulan karya dan konsep seni rupa yang
muncul sejak dimulainya abad pertengahan, dengan bersekutunya
bangsa-bangsa Germania di bawah Raja
Charmelagne hingga dimulainya masa renaisans.
Karya seni rupa pada zaman ini memiliki ciri
khas, yaitu keterikatan atas otoritas gereja yang mendominasi pemerintahan dan struktur sosial masyarakat. Ketaatan kepada gereja adalah
mutlak. bahkan tak jarang gereja ikut campur tangan dalam menentukan isi karya
yang akan dibuat.
Secara visual, karya seni rupa Abad
Pertengahan terlihat datar, dengan pengolahan warna-warna primer dan pose yang
agak kaku. Konsep perspektif pada masa ini sangat jarang ditemukan, atau kalau
pun ada, hanya berupa pengolahan sederhana dengan banyak distorsi. Selain itu,
tidak sulit menemukan material cat emas, emas, batuan berharga, dan gading
sebagai bahan utama karya.
Ukuran karya seni rupa pada masa ini
kebanyakan besar. Tetapi, tidak seperti pada masa klasik Romawi, ukuran yang
besar tidak dimaksudkan untuk hal monumental, tetapi lebih sebagai pengisi
ruang arsitektur yang pada masa itu cenderung tinggi dan luas dan sebagai wujud
kebesaran Tuhan.
Seni rupa Abad Pertengahan bisa
diklasifikasikan atas dua masa, yaitu Zaman Romanesque,
dan Gothic. Namun walaupun sedikit terpisah,
kadang bahasan seni rupa Kristen Awal dan seni
rupa Bizantium juga sering disatukan dengan topik ini.
Seni rupa Abad Pertengahan menyebar ke hampir
seluruh wilayah Eropa. Terutama adalah Jerman, Italia, Perancis, Russia,
Inggris, Normandia, Ottoman, dan Bizantium.
Militer
Sejarah penaklukan di dunia tak lepas dari
berbagai kehebatan dan kemasyuran militer. Mulai dari persenjataan, pasukan,
taktik, strategi, kepemimpinan. Dunia tahun 600 masehi, Pasukan dari timur
tengah tepatnya dari semenanjung arabia merupakan penakluk paling menonjol di
zamannya. Mengapa sedemikian kuatnya? inilah yang pasti belum pernah terlintas
dari benak agan2 sekalian bagaimana menelaah tiap aspek kemiliteran bangsa dari
semenanjung gurun pasir ini.
Trit ini mengupas secara detil segi militer bangsa Syria atau lebih dikenal dengan Saracen [bhs inggris] dan bangsa Turki, juga Baghdad [persia].
Aspek kemiliteran dan kekuatan utama
Pertama adalah tingkat kepentingan terbesar, maka tak lain dalam militer, pimpinan di urutan 1
Disini, ada 3 jenis pemimpin. Sultan merupakan istilah dalam bahasa Arab yang berarti "sultan", "raja", "penguasa", "keterangan" atau "dalil". Sultan kemudian dijadikan sebutan untuk seorang raja atau pemimpin Muslim, yang memiliki suatu wilayah kedaulatan penuh yang disebut Kesultanan (bahasa Arab: سلطنة, sulthanatun). Dalam bahasa Ibrani, shilton atau shaltan (bahasa Ibrani: שלטן) berarti "wilayah kekuasaan" atau "rezim".
Sultan berbeda dengan Khalifah yang dianggap sebagai pemimpin untuk keseluruhan umat Islam. Gelar Sultan biasanya dipakai sebagai pemimpin kaum Muslimin untuk bangsa atau daerah kekuasaan tertentu saja, atau sebagai raja bawahan atau gubernur bagi Khalifah atas suatu wilayah tertentu.
Caliph yang tersohor : Rasulullah saw, Umar ibn Khattab ra., Otsman ibn Affan ra., Ali ibn Abi Thalib ra., Umayyah
Sultan yang termashyur : Sultan Mahmed II [Turki], Sultan Nuruddin [penguasa Syria], Sultan Harun Al Rasyid [Baghdad], etc
Saladin : adalah julukan dari Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi
ane masukin disini sebenarnya Saladin itu termasuk Sultan, tapi ane lebih suka dibikin gini [dipisah] coz sejatinya Sang Sultan memiliki sistem Komando sentralisasi, artinya Sultan tak harus berada di medan pertempuran, kebanyakan Sultan berada di pusat komando di ibukota, namun Sultan Saladin selalu berada dekat dengan pasukan tempurnya, ikut dalam kamp pasukannya sendiri. Sedangkan mengenai Khalifah, Sang Caliph terkadang mengikuti pertempuran, namun sebagian besar kekuasaan khalifah untuk mengatur jalannya kepemimpinan di kekhalifahannya, untuk urusan ekspansi wilayah kekuasaan diserahkan kepada Amir [pemimpin pasukan yg hijrah ke medan perang]
Personil Militer
Kavaleri:
Militer kehalifahan mulai membentuk pasukan berkuda atau kavaleri pada zaman Khilafah Rasyidah. Adalah Khalifah Umar bin Khattab (berkuasa pada tahun 31-41 H) yang berupaya untuk mengumpulkan kuda bagi tujuan milter dari berbagai daerah. Hasilnya, terdapat sekitar 4.000 ekor kuda di Kufah. Setelah itu, sedikit demi sedikit strategi kemiliteran berubah
Pada awalnya, pasukan kavalerinya tak terlalu dominan. Berbekal tombak dan pedang, pasukan tentara berkuda memaikan peranan penting untuk menyerang panggul dan pantat musuh. Perlahan namun pasti, kekuatan kavaleri yang dimiliki militer kekhalifahan semakin bertambah besar dan kuat. Pasukan kavaleri tercatat menjadi kunci kemenangan dalam perang Yarmuk.
Ketika ‘Amr bin Al-’Ash menaklukan Mesir pada tahun 37-39 H/ 658-660 M, komposisi kekuatannya militer kekhalifahan telah berubah dari infanteri menjadi pasukan berkuda. Kehebatan pasukan kavaleri kehalifahan, sekali lagi terbukti dalam Pertempuran Sungai Talas pada 751 M antara Kekhalifahan Rasyidah dengan Dinasti Tang
Spoiler for Kavaleri:
Kavaleri Ringan, bersenjata pedang, tombak, dan senjata lain jarak dekat
[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Kavaleri Berat, menggunakan baju besi, tameng
[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Kavaleri Pemanah
[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Kavaleri pemanah adalah salah satu pasukan yang tipe serangannya bertubi-tubi, gesit namun kelemahannya adalah ketidaktepatan panah. Kavaleri jenis ini sangat dikenal terutama dalam game abad pertengahan, stronghold.
Kavaleri penunggang Unta
[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Lebih dikenal dengan Camels. Kelincahan Unta dan ketahanannya dalam badai pasir dan pemberian minum pada temboloknya sangat membantu pasukan kekhalifahan. Daya angkutnya yang besar dan berat membuat unta lebih disukai dalam perjalanan hijrah untuk perbekalan.
Kavaleri penunggang Unta Hitam [black-cloaked camels]
[digunakan pada: khusus kekhalifahan Umar ra.]
Kisah kavaleri legendaris ini berasal dari perang Qadisiyah. Saat itu hari pertama pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak Persia dan hampir saja pasukan kekhalifahan akan menemui kekalahan dengan tidak imbangnya jumlah pasukannya dengan pasukan Persia yang lebih besar. Pasukan Persia menggunakan gajah untuk memporak-porandakan barisan kekhalifahan dan ini sempat membuat kacau kavaleri kekhalifahan dan kebingungan diantara mereka bagaimana cara untuk mengalahkan gajah-gajah tersebut. Keadaan seperti ini berlangsung sampai dengan berakhirnya hari kedua pertempuran.
Memasuki hari ketiga, datanglah bala bantuan dari Syria (setelah memenangkan pertempuran Yarmuk). Mereka menggunakan taktik yang cerdik untuk menakut-nakuti gajah Persia yaitu dengan memberi kostum kain hitam pekat pada kuda-kuda perang. Taktik ini menuai sukses sehingga gajah-gajah Persia ketakutan, akhirnya mereka bisa membunuh pemimpin pasukan gajah ini dan sisanya melarikan diri kebelakang menabrak dan membunuh pasukan mereka sendiri. Pasukan kekhalifahan terus menyerang sampai dengan malam hari.
Kavaleri Mameluke
[digunakan pada: kesultanan Turki, dinasti mamluk]
Seorang Mamluk jika akan dilatih berkuda. Mereka harus mematuhi Furisiyyah, sebuah aturan perilaku yang memasukkan nilai-nilai seperti keberanian dan kemurahan hati dan juga doktrin mengenai taktik perang berkuda, kemahiran menunggang kuda, kemahiran memanah dan juga kemahiran merawat luka dan cedera.
Saat itu, pasukan berkuda tersebut juga dilatih menggunakan sejumlah senjata. Senjata pasukan berkuda (faris) Mamluk terdiri dari pedang, tombak, panah, perisai dan tongkat kebesaran. Tongkat kebesaran terbuat dari besi atau baja dengan ujungnya berbentuk kubus, diletakkan di bawah sanggurdi, sementara tombak di pegang dengan satu atau kedua tangan, bukan "diluncurkan" atau direndahkan untuk menyerang seperti halnya di barat, tetapi digunakan untuk berkelahi di atas kuda
Kavaleri lain
[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Jenisnya beragam mulai dari Pembawa Pesan, Kurir, Pelapor, Pengintai [scout] dan beragam fungsi lain yg dibutuhkan
Janissari
[digunakan pada: kesultanan Turki]
Nama "Janissary" berasal dari bahasa Prancis "Jannissarie", yang berasal dari bahasa Arab "yeniseri", artinya "tentara baru". Mereka adalah budak yang ditangkap waktu masih anak-anak dan dibesarkan dalam lingkungan Islam yg keras hingga menjadi pejuang yang berani dan sebagian dari mereka merupakan pasukan terbaik milik Kesultanan Turki.
Mereka mengenakan sorban putih dan menuju perang dengan diiringi musik. Mereka bertarung dengan berbagai senjata, termasuk dengan senjata api waktu senjata ini baru diperkenalkan di Timur Tengah. Seumur hidup mereka didedikasikan untuk kehidupan militer dan amat bangga akan kemampuan mereka. Pasukan inilah yang memimpin penyerbuan ke Konstantinopel, Malta dan Vienna
Trit ini mengupas secara detil segi militer bangsa Syria atau lebih dikenal dengan Saracen [bhs inggris] dan bangsa Turki, juga Baghdad [persia].
Aspek kemiliteran dan kekuatan utama
Pertama adalah tingkat kepentingan terbesar, maka tak lain dalam militer, pimpinan di urutan 1
Disini, ada 3 jenis pemimpin. Sultan merupakan istilah dalam bahasa Arab yang berarti "sultan", "raja", "penguasa", "keterangan" atau "dalil". Sultan kemudian dijadikan sebutan untuk seorang raja atau pemimpin Muslim, yang memiliki suatu wilayah kedaulatan penuh yang disebut Kesultanan (bahasa Arab: سلطنة, sulthanatun). Dalam bahasa Ibrani, shilton atau shaltan (bahasa Ibrani: שלטן) berarti "wilayah kekuasaan" atau "rezim".
Sultan berbeda dengan Khalifah yang dianggap sebagai pemimpin untuk keseluruhan umat Islam. Gelar Sultan biasanya dipakai sebagai pemimpin kaum Muslimin untuk bangsa atau daerah kekuasaan tertentu saja, atau sebagai raja bawahan atau gubernur bagi Khalifah atas suatu wilayah tertentu.
Caliph yang tersohor : Rasulullah saw, Umar ibn Khattab ra., Otsman ibn Affan ra., Ali ibn Abi Thalib ra., Umayyah
Sultan yang termashyur : Sultan Mahmed II [Turki], Sultan Nuruddin [penguasa Syria], Sultan Harun Al Rasyid [Baghdad], etc
Saladin : adalah julukan dari Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi
ane masukin disini sebenarnya Saladin itu termasuk Sultan, tapi ane lebih suka dibikin gini [dipisah] coz sejatinya Sang Sultan memiliki sistem Komando sentralisasi, artinya Sultan tak harus berada di medan pertempuran, kebanyakan Sultan berada di pusat komando di ibukota, namun Sultan Saladin selalu berada dekat dengan pasukan tempurnya, ikut dalam kamp pasukannya sendiri. Sedangkan mengenai Khalifah, Sang Caliph terkadang mengikuti pertempuran, namun sebagian besar kekuasaan khalifah untuk mengatur jalannya kepemimpinan di kekhalifahannya, untuk urusan ekspansi wilayah kekuasaan diserahkan kepada Amir [pemimpin pasukan yg hijrah ke medan perang]
Personil Militer
Kavaleri:
Militer kehalifahan mulai membentuk pasukan berkuda atau kavaleri pada zaman Khilafah Rasyidah. Adalah Khalifah Umar bin Khattab (berkuasa pada tahun 31-41 H) yang berupaya untuk mengumpulkan kuda bagi tujuan milter dari berbagai daerah. Hasilnya, terdapat sekitar 4.000 ekor kuda di Kufah. Setelah itu, sedikit demi sedikit strategi kemiliteran berubah
Pada awalnya, pasukan kavalerinya tak terlalu dominan. Berbekal tombak dan pedang, pasukan tentara berkuda memaikan peranan penting untuk menyerang panggul dan pantat musuh. Perlahan namun pasti, kekuatan kavaleri yang dimiliki militer kekhalifahan semakin bertambah besar dan kuat. Pasukan kavaleri tercatat menjadi kunci kemenangan dalam perang Yarmuk.
Ketika ‘Amr bin Al-’Ash menaklukan Mesir pada tahun 37-39 H/ 658-660 M, komposisi kekuatannya militer kekhalifahan telah berubah dari infanteri menjadi pasukan berkuda. Kehebatan pasukan kavaleri kehalifahan, sekali lagi terbukti dalam Pertempuran Sungai Talas pada 751 M antara Kekhalifahan Rasyidah dengan Dinasti Tang
Spoiler for Kavaleri:
Kavaleri Ringan, bersenjata pedang, tombak, dan senjata lain jarak dekat
[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Kavaleri Berat, menggunakan baju besi, tameng
[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Kavaleri Pemanah
[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Kavaleri pemanah adalah salah satu pasukan yang tipe serangannya bertubi-tubi, gesit namun kelemahannya adalah ketidaktepatan panah. Kavaleri jenis ini sangat dikenal terutama dalam game abad pertengahan, stronghold.
Kavaleri penunggang Unta
[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Lebih dikenal dengan Camels. Kelincahan Unta dan ketahanannya dalam badai pasir dan pemberian minum pada temboloknya sangat membantu pasukan kekhalifahan. Daya angkutnya yang besar dan berat membuat unta lebih disukai dalam perjalanan hijrah untuk perbekalan.
Kavaleri penunggang Unta Hitam [black-cloaked camels]
[digunakan pada: khusus kekhalifahan Umar ra.]
Kisah kavaleri legendaris ini berasal dari perang Qadisiyah. Saat itu hari pertama pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak Persia dan hampir saja pasukan kekhalifahan akan menemui kekalahan dengan tidak imbangnya jumlah pasukannya dengan pasukan Persia yang lebih besar. Pasukan Persia menggunakan gajah untuk memporak-porandakan barisan kekhalifahan dan ini sempat membuat kacau kavaleri kekhalifahan dan kebingungan diantara mereka bagaimana cara untuk mengalahkan gajah-gajah tersebut. Keadaan seperti ini berlangsung sampai dengan berakhirnya hari kedua pertempuran.
Memasuki hari ketiga, datanglah bala bantuan dari Syria (setelah memenangkan pertempuran Yarmuk). Mereka menggunakan taktik yang cerdik untuk menakut-nakuti gajah Persia yaitu dengan memberi kostum kain hitam pekat pada kuda-kuda perang. Taktik ini menuai sukses sehingga gajah-gajah Persia ketakutan, akhirnya mereka bisa membunuh pemimpin pasukan gajah ini dan sisanya melarikan diri kebelakang menabrak dan membunuh pasukan mereka sendiri. Pasukan kekhalifahan terus menyerang sampai dengan malam hari.
Kavaleri Mameluke
[digunakan pada: kesultanan Turki, dinasti mamluk]
Seorang Mamluk jika akan dilatih berkuda. Mereka harus mematuhi Furisiyyah, sebuah aturan perilaku yang memasukkan nilai-nilai seperti keberanian dan kemurahan hati dan juga doktrin mengenai taktik perang berkuda, kemahiran menunggang kuda, kemahiran memanah dan juga kemahiran merawat luka dan cedera.
Saat itu, pasukan berkuda tersebut juga dilatih menggunakan sejumlah senjata. Senjata pasukan berkuda (faris) Mamluk terdiri dari pedang, tombak, panah, perisai dan tongkat kebesaran. Tongkat kebesaran terbuat dari besi atau baja dengan ujungnya berbentuk kubus, diletakkan di bawah sanggurdi, sementara tombak di pegang dengan satu atau kedua tangan, bukan "diluncurkan" atau direndahkan untuk menyerang seperti halnya di barat, tetapi digunakan untuk berkelahi di atas kuda
Kavaleri lain
[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Jenisnya beragam mulai dari Pembawa Pesan, Kurir, Pelapor, Pengintai [scout] dan beragam fungsi lain yg dibutuhkan
Janissari
[digunakan pada: kesultanan Turki]
Nama "Janissary" berasal dari bahasa Prancis "Jannissarie", yang berasal dari bahasa Arab "yeniseri", artinya "tentara baru". Mereka adalah budak yang ditangkap waktu masih anak-anak dan dibesarkan dalam lingkungan Islam yg keras hingga menjadi pejuang yang berani dan sebagian dari mereka merupakan pasukan terbaik milik Kesultanan Turki.
Mereka mengenakan sorban putih dan menuju perang dengan diiringi musik. Mereka bertarung dengan berbagai senjata, termasuk dengan senjata api waktu senjata ini baru diperkenalkan di Timur Tengah. Seumur hidup mereka didedikasikan untuk kehidupan militer dan amat bangga akan kemampuan mereka. Pasukan inilah yang memimpin penyerbuan ke Konstantinopel, Malta dan Vienna
Pasukan pada abad pertengahan benar-benar
dilatih untuk bertempur. Dengan alat-alat yang sederhana seperti pedang, panah
atau tombak. Sedangkan pada pasukan yang menggunakan hewan (misalnya kuda dan unta)
yang biasa disebut kavaleri dianggap
sangat berjaya pada abad pertengahan. Tetapi era mereka pudar ketika makin
banyak para pemanah (Archers) yang lebih efektif dalam pertempuran. Selain itu
tentunya pasukan infantri atau
pasukan yang berjalan kaki seperti ksatria berpedang (swordsman), penusuk (pikeman)
dan lain-lain. Ini terjadi karena pada masa itu setiap negara masih bernetuk
kerajaan, khususnya di Eropa. Pada zaman dulu
belum ada tank, maka terciptalah ketapel (catapult) untuk menghancurkan
kastil-kastil atau benteng pertahanan. Ada pula pelempar batu panas/berapi yang
disebut Mangonel.
Abad Pertengahan di berbagai tempat.
Eropa
Kehidupan sehari-hari selama Abad Pertengahan
kadang-kadang sulit untuk dimengerti. Budaya pop suka fokus pada ksatria abad
pertengahan momen-heroik menarik pengisian ke medan perang, penghubung romantis
antara royalti dan biasa, terobosan dan penemuan yang dibuat. Tapi hidup untuk
orang rata-rata selama Abad Kegelapan sangat rutin, dan kegiatan berkisar
kalender agraria.
Sebagian besar waktu dihabiskan mengolah
tanah, dan mencoba untuk menumbuhkan cukup makanan untuk bertahan hidup satu
tahun lagi. Pesta-pesta Gereja ditandai menabur dan menuai hari, dan kesempatan
ketika petani dan tuan bisa beristirahat dari jerih lelah mereka.
Kegiatan sosial yang penting, dan setiap
warga negara di sebuah kota abad pertengahan akan diharapkan untuk hadir.
Pameran dengan trobador dan akrobat tampil di jalan-jalan ... pedagang menjual
barang di alun-alun kota ... permainan kesempatan diadakan di kedai lokal ...
turnamen menampilkan ksatria dari dekat dan luar negeri ... ini hanya beberapa
cara petani abad pertengahan menghabiskan waktu luang mereka. Pernikahan
Medieval adalah penyebab seluruh kota untuk merayakan.
Takhayul abad pertengahan memegang kekuasaan
atas ilmu pengetahuan, tapi pedagang dan tentara salib kembali menceritakan
budaya di Asia, Timur Tengah dan Afrika yang telah maju mempelajari bumi dan
tubuh manusia. Makanan abad pertengahan menemukan rasa baru rempah-rempah
langka yang diimpor dari Timur. Sekolah dan universitas yang membentuk seluruh
Eropa Barat yang akan membantu masyarakat abad pertengahan berkembang dari Abad
Kegelapan dalam perjalanan ke Renaissance seni dan pembelajaran.
Abad Pertengahan biasanya ditetapkan dari jatuhnya Kekaisaran
Romawi Barat (atau sebelum itu) pada abad ke-5 ke awal periode modern awal abad
ke-16, ditandai dengan munculnya negara-negara bangsa, divisi Kristen Barat
dalam Reformasi, munculnya humanisme di Renaissance Italia, dan awal ekspansi
ke luar negeri Eropa.
Banyak negara-negara Eropa modern yang lahir berkat peristiwa-peristiwa
yang berlangsung di Abad Pertengahan, saat batas-batas politik Eropa yang,
dalam banyak hal, hasil dari prestasi militer dan dinasti selama periode penuh
gejolak.
Dari abad ke-7 sejarah Bizantium itu sangat dipengaruhi oleh
munculnya Islam dan kekhalifahan. Muslim Arab pertama kali menginvasi wilayah
historis Romawi di bawah Abū Bakr, khalifah pertama dari kekhalifahan Rasyidin,
yang masuk Roman Suriah dan Mesopotamia Romawi. Di bawah Umar, khalifah kedua,
umat Islam tegas menaklukkan Suriah dan Mesopotamia, serta Romawi Palestina,
Romawi Mesir, dan bagian dari Asia Kecil dan Romawi Afrika Utara. Tren ini
berlanjut di bawah pengganti Umar dan di bawah kekhalifahan Umayyah, yang
menaklukkan sisa Mediterania Afrika Utara dan sebagian besar Semenanjung
Iberia. Selama berabad-abad berikutnya pasukan Muslim mampu mengambil wilayah
lebih Eropa, termasuk Siprus, Malta, Crete, dan Sisilia dan bagian selatan
Italia.
Penaklukan Muslim Hispania dimulai ketika Moor (kebanyakan Berber
dengan beberapa orang Arab) menyerbu Visigothic kerajaan Kristen dari Iberia
pada tahun 711, di bawah pimpinan Berber mereka Tariq ibn Ziyad. Mereka
mendarat di Gibraltar pada tanggal 30 April dan bekerja dengan cara mereka
utara. Pasukan Tariq bergabung tahun depan oleh orang-orang dari atasannya ibn,
Musa Nusair. Selama kampanye delapan tahun sebagian besar Semenanjung Iberia
dibawa di bawah kekuasaan Islam - kecuali daerah kecil di barat laut (Asturias)
dan daerah sebagian besar Basque di Pyrenees. Wilayah ini, dengan nama Arab
Al-Andalus, menjadi bagian dari kerajaan Umayyah berkembang.
Pengepungan kedua berhasil Konstantinopel (717) melemah dinasti
Umayyah dan mengurangi prestise mereka. Setelah keberhasilan mereka dalam
menduduki Iberia, para penakluk pindah laut melintasi Pyrenees, namun
dikalahkan oleh pemimpin Charles Frank Martel dalam Pertempuran Poitiers tahun
732. Bani Umayyah digulingkan pada 750 oleh Dinasti Abbasiyah dan sebagian
besar dari klan Umayyah dibantai.
Seorang Umayyah yang masih hidup pangeran, Abd ar-rahman-I,
melarikan diri ke Spanyol dan mendirikan sebuah dinasti Umayyah baru di Emirat
Cordoba, (756). Putra Charles Martel, Pippin yang Pendek menguasai Narbonne,
dan Charlemagne cucunya mendirikan Hispanica Marca melintasi Pyrenees yang hari ini Catalonia, Girona direbut kembali
pada 785 dan Barcelona pada 801. Bani Umayyah di Spanyol menyatakan diri
sebagai khalifah pada 929. Selama periode ini, sebagian besar dari Eropa telah
dikristenkan, dan "Dark Ages" setelah jatuhnya Roma terjadi.
Pembentukan Kekaisaran Frank oleh abad ke-9 menyebabkan Renaissance Carolingian
di benua itu.
Asia
Kekhalifahan Islam dan negara-negara Islam
lainnya mengambil alih Timur Tengah, Kaukasus dan Asia Tengah selama penaklukan
Muslim abad ke-7, dan kemudian diperluas ke anak benua India dan kepulauan Malay. Kekaisaran Mongol menaklukkan
sebagian besar Asia pada abad ke-13, wilayah yang merentang dari Cina ke Eropa.
Marco Polo bukan orang Barat pertama yang melakukan perjalanan ke timur dan
kembali dengan cerita-cerita yang menakjubkan tentang budaya yang berbeda, tetapi catatanya yang pertama diterbitkan pada akhir
abad 13 dan pada awal abad 14 disebarluaskan ke seluruh Eropa.
Dinasti
Chola di selatan India, menganeksasi sebagian besar Asia Tenggara selama abad
ke 10-11. Penaklukan Islam di anak benua India terutama mengambil tempat dari
abad ke-12 dan seterusnya, meskipun sebelumnya Muslim penaklukan dibuat
terbatas terobosan ke wilayah, awal selama masa kekuasaan Kerajaan Rajput di
India Utara, meskipun Sindh dan Multan ditangkap di abad ke-8.
Mesiu
banyak digunakan pada awal abad ke-11 dan mereka menggunakan teknik cetak lima ratus tahun sebelum Gutenberg
menciptakan mesin cetaknya. Buddhisme, Taoisme, Konfusianisme adalah filsafat timur jauh yang dominan selama abad
pertengahan.
Abad
pertengahan Asia adalah kerajaan Khan-Khan. Belum pernah ada yang pernah menguasai wilayah sebesar Genghis
Khan. Ia
membangun kekuatan dengan menyatukan suku Mongol yang terpisah sebelum memperluas kerajaan ke Selatan dan Barat. Ia dan cucunya, Kublai
Khan, menguasai tanah di Cina, Burma, Asia Tengah, Rusia, Iran, Timur Tengah,
dan Eropa Timur. Perkiraan adalah bahwa pasukan Mongol mengurangi populasi Cina
oleh hampir sepertiga. Pasukan Khan menekan terus sampai Jerusalem sebelum dikalahkan di 1260.
Abad
pertengahan yang tak tertandingi era Cina keramik dan lukisan. Karya arsitektur
abad pertengahan di Gerbang Selatan besar di Todaiji, Jepang, dan candi Tien-ning
di Peking, Cina adalah beberapa konstruksi yang masih hidup dari era ini.
Kematian
hitam, yang kemudian akan merajalela Eropa Barat telah terjadi di Asia, di mana dihapuskan populasi yang
besar di Cina di tahun 1331. Cina berkembang lagi akhir dari zaman abad
pertengahan masa Dinasti Ming yang terkenal. Di Jepang ini kemudian usia
pertengahan abad melihat kembalinya keimanan
Shinto tradisional dan popularitas Buddhisme Zen.
Afrika
Eropa Abad Pertengahan akrab dengan Mesir dan negara-negara Afrika
Utara, namun sebagian besar benua ini tetap menjadi misteri bagi masyarakat
abad pertengahan. Selatan Sahara, hanya penjelajahan Arab yan terbatas membawa
kembali cerita dari tanah eksotis. Tapi peradaban berkembang selama
berabad-abad, terutama di Ghana dan sepanjang Afrika Pantai Timur.
Pedagang dan petualang secara tradisional menggunakan rute yang
ditetapkan oleh Cina dan Arab berbasis di sekitar pelabuhan utara Afrika.
Beberapa mengambil barang-barang mereka sejauh selatan sebagai angin
perdagangan akan memungkinkan. Pelabuhan di Mogadishu menjadi kota Muslim yang
paling penting di Pantai Timur. Tetapi meskipun kedekatannya dengan Kenya dan
Tanzania, beberapa upaya dilakukan untuk membawa budaya berkembang pedalaman.
Haus Eropa abad pertengahan untuk emas menyebabkan beberapa
ekspedisi lebih dalam ke Afrika. Salah satu rute perdagangan abad pertengahan
Afrika mengambil wisatawan melalui kota Timbuktu, dalam perjalanan mereka ke
Pantai Gading.
Arsitektur abad pertengahan di Afrika sangat dipengaruhi oleh gaya
Islam, dan masjid dibangun di Kilwa dan Mogadishu, namun Kristen awal juga
memiliki kehadiran di benua, terutama di Ethiopia.
Eksplorasi yang dilakukan selama Renaissance akan menyelidiki
lebih dalam benua negara-negara Eropa mulai menjajah Afrika.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar